Newest Post
// Posted by :Lhie Nurzaman
// On :Senin, 16 Maret 2015
Seorang ustadz/alim bukanlah orang yang tak pernah salah. Dia
juga bukan orang yang harus tahu semua permasalahan agama. Hal ini sudah
dijelaskan oleh ulama kita sejak dahulu, agar nantinya tidak
ada lagi orang yang menyibukkan diri dengan menghitung-hitung kesalahan seorang
ustadz/alim, kemudian menjadikannya dalil untuk menghukumi bahwa ustadz fulan
bodoh karena tidak tahu permasaalahan ini dan itu.
Imam Ibnu Abdil Barr -rahimahullah- mengatakan:
“Orang alim tidak lepas dari kesalahan. Siapa yang sedikit
kesalahannya dan banyak benarnya maka dialah orang alim. Dan siapa yang sedikit
benarnya dan banyak kesalahannya maka dialah orang jahil” (Jami’ bayaan al ilmi:
2/106).
Hal yang sama juga ditegaskan oleh Yaqut Al Hamawi -rahimahullah-. Beliau
mengatakan: “Orang alim pasti ada saja yang tidak diketahuinya. Bisa saja dia
tidak mengetahui jawaban terhadap masaalah yang ditanyakan kepadanya, mungkin
karena masaalah tersebut belum pernah didengar sebelumnya atau karna dia lupa”
(Irsyaad al-ariif:
1/24).
Syaikhul Islam Ahmad Ibnu Abdil Halim Al Harrany -rahimahumallah-
menambahkan: “Kalau seandainya seorang alim yang banyak memberikan fatwa salah
dalam seratus masaalah, maka itu bukan suatu aib. Karena siapa saja selain
Rasulullah -shallallahu
alaihi wasallam- dia bisa benar dan bisa saja salah” (Majmu Fatawa: 28/301).
Cukup banyak persoalan agama yang terlihat mudah dan sepele bagi
sebagian orang, namun persoalan tersebut luput dari pengetahuan ulama-ulama
besar islam. Kita ambil contoh hukum isti’dzan, persolan ini
luput dari seorang Umar -radhiallahu’anhu-
dan sahabat lainnya. Mengapa? Karena mereka juga manusia.
Maka tidak sepantasnya bila kita menemukan seorang alim/ustadz
yang keliru atau tidak bisa menjawab satu atau dua pertanyaan lalu dengan mudah
kita merendahkan si alim/ustadz tersebut, apalagi sampai mengatakan fulan itu
bodoh, tidak boleh duduk di majelisnya.
Semoga bermanfaat.
___________________
Madinah-15-06-1435 H
Madinah-15-06-1435 H
Penulis: Ust. Aan Chandra Thalib, Lc.
Sumber : muslim.or. id